Pemimpin spiritual dan Imam Besar Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri, Selasa (18/7/2017) malam ditembak oleh tentara Israel setelah menunaikan shalat di luar gerbang Masjid Al-Aqsa yang sejak Jum'at pekan lalu ditutup penjajah Israel.
Imam tersebut baru saja selesai memimpin shalat ketika polisi Israel berusaha untuk membubarkan jama'ah shalat dengan paksa, menyebabkan banyak orang terluka, beberapa di antaranya luka serius, demikian disampaikan Masyarakat Bulan Sabit Palestina.
Imam Sabri langsung dibawa ke Rumah Sakit Al Maqassid di Yerusalem timur dan kondisinya belum diungkapkan.
Menteri Agama Turki Mehmet Gormez "mengecam keras" serangan tersebut dalam sebuah pernyataan Rabu di Twitter.
"Sementara geografi kita menghadapi rasa sakit yang luar biasa, insiden yang terjadi di Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya telah membawa orang yang bijaksana untuk sangat khawatir. Saya percaya bahwa mereka tidak akan membiarkan Al-Aqsa memiliki takdir yang sama dengan Masjid Al-Khalil (Hebron)", dia menulis sehubungan dengan pembantaian tahun 1994 di Masjid Ibrahim di Hebron dimana 30 jama'ah shalat dibunuh oleh seorang teroris Yahudi kelahiran AS.
Penembakan terhadap Imam Sabri dan jama'ah shalat tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah Rafaat al-Herbawi, 30, tewas dalam demonstrasi di masjid tersebut saat ketegangan meningkat di Tepi Barat setelah Israel memasang detektor logam di pintu masuk Al-Aqsha setelah baku tembak Jumat membuat lima orang tewas.
Lebih dari 300 warga Palestina telah terbunuh dalam bentrokan dengan pasukan Israel sejak Oktober 2015, menurut data dari pihak Palestina.
Otoritas Israel mengatakan hampir 50 orang Israel terbunuh dalam serangan oleh orang-orang Palestina pada periode yang sama.
Masjid Al-Aqsa adalah tempat tersuci ketiga dalam Islam setelah kota suci Mekah dan Madinah.
Sumber: portal-islam.id
No comments:
Post a Comment